Peti ikan, diikat suasa,
Dibeli oleh, orang asing.
Intisari pendidikan, karakter bangsa,
Memicu kemampuan, daya saing.
Derum hanyut, di Teluk meranti,
Bono membanting, di waktu zuhur.
Kurikulum boleh, beganti-ganti,
Tanpa dayasaing, pendidikan hancur.
Bagaimana Putri, dan pengeran asing,
Indahnya duduk, di singgasana.
Bagaimana memiliki, dayasaing,
Lihatlah kegigihan, keturunan Cina.
Saat ini tengah gencar-gencarnya membahas tentang pendidikan karakter bangsa. Sehingga dalam pembelajaran sehari-hari para guru dituntut untuk memasukkan muatan pendidikan karakter bangsa.
Masalahnya bagi guru-guru penggerak roda pendidikan yang ada di bawah alias para praktisi ini kurang mendapat sosialisasi. Sehingga banyak diantara mereka yang tidak tahu muatan dari pendidikan karakter bangsa itu meliputi apa saja sih?
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Kaarakter Bangsa
1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
19. Punya daya saing : Sikap ingin selalu unggul, mengantisipasi segala kemungkinan kalah.
20. tidak bisa ditipu : Kini para penjahat punya serbu satu daya tipu, baik di dalam maupun di luar negeri.
Semoga dapat bermanfaat dalam penerapan pendidikan karakter bangsa. Sehingga cita-cita untuk menjadi bangsa yang berkarakter mampu berdaya saing segera terwujud.
Dokter serius, menginjeksi.
Agar virus, cepat tersingkir.
Karakter religius, bertoleransi,
Seiman jangan, dituduh kafir.
Menangkap tekukur, kucing kurus,
Buaya ditangkap, di dalam parit.
Orang jujur,telunjuknya lurus,
Orang khianat, kelingking berkait.
Mudik ke hulu, di sisi batu,
Hanyut buaya, di dua sisi.
Berbeda suku, saling membantu,
Berbeda agama, bertoleransi.
Nanas dijual, di pasar niaga,
Tidak lagi, tampak berduri,
Emas perak, perhiasan dunia,
Sikap disiplin, perhiasan diri.
Ombak di laut meniti buih,
Ombak datang dari seberang;
Bekerja keras, pertanda kasih,
Sepanjang zaman, dikenang orang?
Mengintip dara, memasang pita.
Selendang dipakai, nampak jarang;
Kreatif itu punya, dayacipta,
Sumbangan untuk, semua orang.
Kalau berdiri, dekat periuk,
Tentu saja, terkena arang;
Sikap mandiri, kelakuan elok,
Ke mana pergi, disayang orang.
Orang Jawa, jadi artis,
Jeketnya dibuat, dari benang;
Pejabat berjiwa, demokratis,
Pemimpin hebat, tetap dikenang.
Orang di hulu, menebang jati,
Orang di darat, membuat titian.
Karakter ingin tahu,disebut curiosity,
Membuat berbagai, penelitian.
Rebus lokan, panggang lokan,
Lokan terdapat, di pulau putri.
Adapun semangat, kebangsaan,
Mementingkan masyarakat,dibandingkan diri..
Padi perak ,dalam ember,
Buahnya merah,dekat kuali.
Karakter cinta, tanah air,
Selalu setia, dan sangat peduli.
Pagi-pagi menanam selasih,
Selasih ditanam di hujung serambi;
Bagailah mana hati tak kasih,
Kerana tuan baik budi.
Yang dikatakan, pandai besi,
Membuat parang, cepat siap.
Yang dikatakan, menghargai prestasi,
Memanfaatkan dengan, cara beradab.
Pasang kelambu, jangan terlambat,
Nyamuk jangan, hinggap di muka.
Yang dikatakan karakter, bersahabat,
Berbagi dalam, suka dan duka.
Orang Dumai, masak menega,
Orang Duri, menuai padi.
Cinta damai, tanpa curiga,
Licin dan licik, tidak terjadi.
Memar pecah, buah kedondong,
Cari yang manis tiada bijinya;
Gemar membaca, pasti beruntung,
Seagala ilmu, itulah kuncinya.
Istri empat, pembantunya enam,
Raja industri, dari seberang.
Peduli lingkungan, harus ditanam,
Hutan lestari, hiduppun tenang.
Naik kapal, membawa kain,
Kain kasa, dekat sumur.
Peduli sosial, membantu simiskin,
Tandanya bangsa, akan makmur..
Teroris tiarap, memakai sorban,
Helykopter, sudah menanti.
Bertanggung jawab, rela berkorban,
Itulah karakter, pahlawan sejati.
Helikopter, negara asing,
Memasukkan candu, puluhan ton.
Memilki karakter, daya saing,
Jangan hanya, jadi penonton.
Jam beker tidak, di pintu,
Pindahkan saja,dekat peti.
Karakter yang tidak, mudah ditipu.
Selalu curiga, dan harus teliti.
Puas sudah, menanam ubi,
Nanas juga, dari seberang;
Puas sudah, hidup teliti,
Sempat juga, ditipu orang.
Anak Riau, asal Kepri,
Terpaut hatinya, di Payakumbuh.
Hatiku risau, tidak terperi,
Pendidikan Indonesia, ketinggalan jauh.
Pucuk manis, sambal terasi,
Tukang arit, makan meraba.
Yang manis, bernama prestasi,
Yang pahit, bernama narkoba.
Pucuk palas, si daun palas,
Letakkan saja, di atas lemari.
Bukan malas, sembarang malas.
Orang malas, tak akan mandiri.
Pulau Daik, banyak penyengat.
Pulau Karimun, banyak pegaga;
Kelingking berkait, tetap diingat,
Beribu tahun, dikenang juga.
Pulau Pandan, jauh ke tengah,
Nampak dari, pantai Andalas.
Penipuan terbesar, tentang tanah,
Suratnya berlapis, tiga belas.
Pulau pisang, pulau pauh,
Pasirnya seperti, bintang di langit.
Penipuan yang datang, dari jauh,
Masuk ke kamar, lewat internet.
Rumah jelek, serambi tak baik,
Ikan tenggiri, di dalam dulang;
Wajah jelek, prestasi baik,
Intelektual tinggi, dipuja orang.
Sapu tangan, berbunga hijau,
Paduka membeli, pada Yahudi;
Luka di tangan, karena pisau,
Luka bangsa, karena korupsi.
Sapu tangan, jatuh ke laut,
Dimakan oleh, ikan buntal.
Amboi berat, dosa disebut,
Menyembah Setan, demi jabatan.
Pinggiran muara, tidak berbukit,
Banyak bukit, di Tanjung Karang;
Korupsimu tuan, bukan sedikit,
Bisa dimakan, milyaran orang.
Si hidung bengkok, licin dan licik.
Si gigi jarang, suka berkorban.
Kalau ada , penemuan yang baik,
Harus segera, anda patenkan.
Pesawat terbang,mesinnya besi,
Melayang-layang, di atas laut.
Semua sekolah,punya prestasi,
Masyarakat harus, ikut menyambut.
Semenjak Cina, mengexport keladi,
Talas dan ubi, jadi merana.
Semenjak Palestina, dijajah Yahudi,
Teroris tumbuh, di mana-mana.
Ulat bulu , baru menyerang,
Pohon mangga, di banyak negeri.
Dari dahulu, sampai sekarang,
Indonesia kaya, energi mentari.
Di Jawa, Lapindo berlumpur,
Di Aceh, gempa bergetar.
Hati gundah, rasa terhibur,
Indonesia banyak, orang pintar.
Ada penjahat, memanjat dinding,
Tikus dan cecak, terus berbunyi.
Perlahan-lahan, dalam berunding,
Bisa berdebat, pandai melobi.
Kesenangan sultan, rebus keladi,
Keladi tumbuh, tepi telaga;
Jutaan penipuan, sudah terjadi,
Orang yang bodoh, tertipu juga.
Ikat pedati, di dekat sampan,
Sampan dibuat , banyak ruang.
Pejabat mati, karena perempuan,
Pengusaha mati, karena uang.
Sarang penyengat, jatuh ke motor,
Nampak seperti, bunga melati;
Bila teringat, bertebarnya koruptor,
Elok diterapkan, hukuman mati.
Tenang-tenang, air di laut,
Sampan nelayan, berisi terasi,
Pornografi, dan suka mencarut,
Jadi hiburan, preman berdasi.
Daerah palas, gilang-gumilang,
Banyak lilin, di pinggir tebat.
Karakter pemalas, manakan hilang,
Tanpa disiplin, yang sangat ketat..
Ikan patin, gulai kelapa,
Hendak dijual, ketika menugal.
Tuan miskin, tidak mengapa,
Asalkan ibadah, jangan tinggal.
Ubi banyak, bermacam ubi,
Ubi ketela, sedang terjerang.
Lobi banyak, bermacam lobi.
Lobi Yahudi, ditakuti orang?