Secara Filosofis Sosiologis
(a) bargaining yaitu kerjasama antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau jabatan tertentu, (b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela menerima unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi, dan (c) coalition yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
BERJAMAAH
Kerjasama (collaboration) dalam pandangan Stewart merupakan bagian dari kecakapan ”manajemen baru” yang belum nampak pada manajemen tradisional. Dalam manajemen tradisional terdapat tujuh kecakapan/ proses kegiatan manajerial yaitu perencanaan (planning), komunikasi (communicating), koordinasi (coordinating), memotivasi (motivating), pengendalian (controlling), mengarahkan (directing), dan memimpin (leading).
PENEMUAN KASUSHukuman Minum Air Liur
Tak Bisa Membaca, Oknum Guru Hukum Murid Minum Air LiurSelasa, 03 November 2009Setiap Mau Minum Air, Korban Selalu MenangisDunia pendidikan kembali tercoreng. Seorang oknum guru di Natuna tega menghukum seorang muridnya dengan minum air liur hanya gara-gara tak bisa membaca.CIPI Ckandina, NatunaLangkah gontai Janati, 30, bersama suaminya, Arpenlisa 40, terlihat saat menuruni tangga lantai dua kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkab Natuna, Senin (2/11). Beberapa wartawan yang sedang duduk-duduk langsung menaruh curiga, ada apa dengan keduanya. Ketika ditanya, dengan mata sedikit sembab, Janati langsung menceritakan kejadian yang menimpa anak kesayangannya.
Saat giliran Ai, ia tak bisa membaca apa yang diperintahkan gurunya. Dengan emosi lalu oknum guru tersebut mengambil gelas bekas air mineral. Lalu ditaruhnya di meja dan menyuruh ke 13 murid lainnya untuk membuang air liurnya ke dalam gelas tadi, termasuk air liur sang oknum guru.Setelah terkumpul kurang lebih setengah gelas, lalu oknum guru itu memanggil Ai dan menyuruh meminumnya sampai habis. Dengan diiringi tangisan dan rasa takut terhadap oknum guru tersebut, akhirnya Ai menuruti perintah oknum guru itu.Saat meminum air liur, Ai sempat menjadi bahan tertawaan oknum guru tersebut. Tanpa rasa kasihan Jamahsari terus menyuruh menghabiskan air liur itu. Sebagian murid-murid yang menyaksikan ada yang ikut tertawa ada juga yang menutup mata.Menurut Janati, dirinya bersama suaminya mendatangi kantor Disdik untuk meminta keadilan atas kejadian yang menimpa anak kesayangannya itu. “Saya minta keadilan, dan kalau bisa oknum guru itu dipecat saja karena sudah menyiksa anak saya seperti itu,” ujar Janati dengan nada emosi.
Posisi Pengawas
Pengawas berada pada posisi sentral dalam pengelolaan pendidikan di daerah. Dalam pembinaan sekolah, kepala dinas memberi kepercayaan kepada pengawas untuk bina guru dan kepala sekolah. Pada saat bersamaan, pengawas dapat membina guru melalui kelembagaan MGMP dan membina kepala sekolah melalui MKKS. Hal yang perlu ditegaskan dalam bagan di atas adalah bahwa hubungan antar fihak adalah dalam suasana kemitraan
Studi Kasus
ANTISIPASI KONTRAKTOR NAKAL
Kepsek Harus Pegang Salinan Kontrak Rehab Sekolah
(Suara Karya) Para kepala sekolah (Kepsek) selama ini tidak dilibatkan dalam pengawasan proyek rehab gedung sekolahnya. Karena itu, tidak heran kalau para kontraktor nakal kerap mengurangi volume atau mengerjakan proyek tidak sesuai spelt Misalnya dengan menggunakan material bekas atau mengurangi spek yang ditetapkan.
KEKERASAN DI SEKOLAH
DABO, METRO: Muhammad Ali Bulat (61) masih tak menerima sikap Zuraidah Kepala Sekolah (Kasek) SD Negeri 023 , Sedamai Desa Lanjut, Kecamatan Singkep yang menelanjangi cucunya. Walau ia mengaku cucunya sedikit nakal, tapi tetap menyayangkan sikap kasek tersebut.”Mungkin cucu saya itu nakal, namun apa harus dengan cara menelanjanginya untuk menghukum anak itu,” Di wawancarai sejumlah wartawan, Senin (17/5/2010).Ali (sang kakek)mengaku masih tidak terima dengan sikap pihak sekolah tersebut dan ia minta kasus itu diselidiki Polsek Dabo Singkep. Kasus ini juga dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Provinsi Kepulauan Riau
Kasus Pemerasan
Guru Tuntut Jaksa Pemeras Kepala Sekolah Dipecat
Dua Jaksa Lainnya Sedang DiperiksaKajari Karawang “Nonjob”la Kejaksaan Negeri (Kajari) Karawang, yang diduga terlibat dalam pemerasan terhadap sejumlah guru dan kepala sekolah di Karawang, ditarik ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat tanpa jabatan. Untuk langkah lebih lanjut, pihak Kejati Jabar masih menunggu Surat Keputusan (SK) resmi pemberhentian dari Kejaksaan Agung (Kejagung). Hal itu dikemukakan Kepala Kejati Jabar, di Bandung, Selasa (18/3/2010).Hal tersebut dilakukan sambil menunggu surat keputusan (SK) dari Kejagung, yang diperkirakan akan turun dalam waktu dekat.
Peristiwa pemerasan itu bermula ketika sejumlah sekolah menerima dana bantuan operasional fasilitas pendidikan (BOFP) dari pemerintah yang nilainya bervariasi antara Rp 50 juta hingga Rp 80 juta per sekolah. Setelah dana itu diterima, mereka dipanggil sejumlah oknum jaksa dengan alasan telah menyelewengkan dan BOFP.”Mereka diintimidasi, namun ujung-ujungnya dimintai uang kompensasi. Oleh beberapa kepala sekolah, permintaan itu dipenuhi dan mereka menyerahkan dana sekitar Rp 300 juta,” kata Ade. (A-113)***Sumber:Pikiran Rakyat, 19 Maret 2008
KASUS DAFTAR ULANG
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta kepada tim Inspektorat untuk menelusuri sekolah yang melakukan pungutan daftar ulang kepada para siswanya.Instruksi ini pun sekaligus menegaskan bahwa orang nomor satu di Purwakarta ini tidak main-main pada ancaman sebelumnya yangakan memberhentikan kepala sekolah (kepsek) yang terbukti melakukan pungutan daftar ulang. ”Atas masalah ini, saya telah mengintruksikan tim inspektorat untuk melakukan penelusuran kepada sekolah-sekolah ‘nakal’ yang melakukan pungutan daftar ulang,” kata Bupati Purwakarta .Menurutnya, dalam penelusuran itu, jika terbukti ditemukan ada sekolah ataupun kepala sekolah yang sengaja melakukan pungutan daftar ulang kepada siswanya, tandas bupati, pihaknya tidak akan segan untuk memberhentikan kepala sekolah yang bermasalah tersebut. “Tentunya, akan dilakukan penelusuran terlebih dahulu. Namun jika terbukti jelas akan ada sanksi baik berupa admisintrastif maupun kepegawaian,” tandasnya.
GURU SERBA SALAH
Guru serba salah. Terlalu lembut anak didik kurang ajar, ketika tegas dituding melanggar Hak Asasi Manusia. maksud hati ingin memberi efek jera terhadap siswanya yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan cara menjewer. Tapi, jeweran itu membuahkan tuntutan membayar ganti rugi .
Khadijah menjadi panik. ada ancaman dari orang tua murid untuk membeberkan masalah ke media, bahkan akan berlanjut ke kepolisian. Ibu guru itu kelimpungan untuk mendapatkan uang senilai Rp 5 juta. Namun mendapat pembelaan dari rekan seprofesinya, tuntutan itu mengambang. belum ada perkembangan. Ibu Siti sebenarnya), guru SDN Depok . didatangi wali murid dan dua orang preman bertubuh tinggi besar, gara-gara tidak menaikkan kelas anak didiknya. Ibu Siti diancam wali murid untuk dilaporkan ke diknas sampai wartawan setempat, jika tak menaikkan anaknya.
“Saya merasa diteror, karena didatangi preman bawaan wali murid. Dan ini bukan sekali terjadi, guru sebelumnya pun mengalami hal yang sama, ditekan agar menaikkan kelas anaknya yang lemah dalam setiap mata pelajaran,”
أهلا و سهلا بحضوركم يا زملائي الأعزاء
Terpenting, perbaiki hubungan antara orang tua dan guru. Orang tua sering melakukan pembelaan yang tidak pada tempatnya . Harus ada kesamaan langkah orang tua dan guru. Jika murid mendapat jeweran dari guru, semestinya orang tua tidak perlu melaporkan ke polisi. “Keras itu beda dengan tegas. Dalam dunia pendidikan, tegas yang proporsional itu sangat dibutuhkan. Kelembutan pun bukan berarti bebas dari sanksi hukuman dan ketegasan.”
Komunikasi guru dan orang tua murid perlu diperbaiki. Mereka harus bertukar pikiran (sharing), mencari solusi terbaik bagaimana mendidik, demi kebaikan setiap anak. Bukan dengan melaporkan ke polisi. Sepakati saja, hukuman mana yang tidak boleh dilakukan guru, seperti: hukuman dengan menjemur, berdiri atau berlutut di depan kelas, melempar penghapus atau penggaris, dijewer, menyentil, push up, dan membersihkan WC. Atau mengeluarkan kata-kata kasar, seperti bodoh, goblog, kurus, hitam, guru di Indonesia tak sampai seperti terjadi di Texas, AS, yang membolehkan para guru membawa pistol saat mengajar di ruangan kelas, dikarenakan adanya tekanan dan teror dari anak didiknya sendiri. (Adhes Satria).
Kasek Terima Fee
Sejumlah oknum Kepsek penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) diduga menerima fee dari rekanan dalam proyek pengadaan buku. Dari 52 sekolah penerima DAK tersebut, konon kabarnya ada yang menerima fee berkisaan antara 20 hingga 30 persen.
Untuk Kabupaten Sumbawa Barat ditahun 2008, masing-masing sekolah mendapat bantuan sebesar Rp 90 Juta untuk pembelian buku. Sementara ancaman Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) KSB, akan mencopot Kepsek nakal sepertinya tidak diindahkan.Dalam praktiknya, rekanan memberikan fee kepada sekolah bila produk yang mereka tawarkan dibeli oleh sekolah bersangkutan. Karena banyaknya perusahaan yang menawarkan buku tadi, oknum Kepsek lebih memilih rekanan yang memberikan persentase tertinggi.
Kepsek Akan Dicopot
Akan mencopot setiap Kepsek yang ketahuan menerinma fee dari rekanan. Kepada wartawan mengatakan, pihaknya tidak pernah mengintervensi ataupun mengarahkan sekolah untuk membeli buku ke rekanan tertentu.Kata dia, dari 19 rekanan yang terdaftar hanya 16 yang memiliki kelayakan untuk mendistribusikan buku tadi setelah dilakukan seleksi. “Sejak awal sudah diingatkan agar tidak menerima fee. Untuk itu akan dicek apakah buku yang dibeli sudah sesuai spek,” ujarnya.Agar masyarakat ikut melakukan pengawasan terhadap proyek , bila ditemukan diminta untuk melaporkan ke dinas Dikpora. “ agar masyarakt proaktif mengawasi proyek tersebut,”
Ayah Kembalikan Tangan Dita
Suatu hari DITA melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantaitempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat darimarmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baruayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampakjelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil.Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri,lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yangbaru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya.Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “KerjaanSiapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlarikeluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihatwajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, diaterus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari,apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar darikamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar ituayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanjaseperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatangranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ketelapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagiskesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayahmemukul pula belakang tangan anaknya.
PENYESALAN YANG TERLAMBAT
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badanDita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudahsiap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawake klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karenakeadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap doktermemanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata doktertersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karenasakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demimenyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku kebawah” kata dokter itu.Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani suratpersetujuanpembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat ius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat keduatangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunyaKemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semuamenangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan airmata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak maulagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”,katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.”Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajahpembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.”Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akanmengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?…BagaimanaDita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, “katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kataanaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiadamanusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anakcantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belummengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…
Dita Berjanji
“Ayah…kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil? Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?.. Bagaimana caranya Dita mau bermain nanti?.. Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi.” katanya berulang-ulang.Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung sekuat hati,namun apa yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah menjadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski ia sudah meminta maaf.